+62 896 1389 9282 - Arif Budiyanto

Berita detail

Bocah usia 10tahun Membuat Aplikasi Good Math

Jakarta, CNN Indonesia -- Berbeda dengan bocah kebanyakan yang masih subuk bermain, Muhammad Hafizh Bayhaqi justru memiliki ketertarikan mendalam di bidang bahasa pemrograman. Alih-alih bermain, bocah 10 tahun ini memilih untuk mendalami bahasa pemrograman. Dari ketertarikan itulah, Hafizh dibantu sang ayah, Abdul Hakim (40) berhasil membuat aplikasi mobile "Good Math". Seluruh konten dalam aplikasi ini dibuat sendiri oleh Hafizh. Sementara Abdul bertanggung jawab mengurus desain aplikasi dan audionya. Good Math adalah aplikasi belajar matematika yang dibuat selayaknya permainan yang dibagi empat operasi hitungan yakni pertambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Pengguna diharuskan menjawab pertanyaan yang dilempar secara acak dengan level kesulitan berbeda. Jawaban harus dijawab dengan cepat sebab ada batas waktu yang diberikan.

Aplikasi ini sengaja dibuat sangat sederhana. Abdul menjelaskan bahwa sejak awal Good Math dibuat untuk anak-anak sebaya Hafizh.

"Buat anak-anak biar bisa berhitung dasar" kata Hafizh saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di kediamannya di kawasan Bojong Gede, Bogor.

Dengan malu-malu, ia mengaku hanya membutuhkan waktu sebulan sejak Agustus hingga pertengahan September lalu untuk membuat aplikasi tersebut. Untuk meramu aplikasi ini, ia memakai game engine Unity yang dipelajari secara otodidak.

 

Selain Good Math, bocah yang mengenyam pendidikan rumahan (homescholling) ini menuturkan sebelumnya sudah membuat dua aplikasi sederhana. Quiz Matematika dan Puzzle Kartini merupakan dua aplikasi yang juga mendapatkan apresiasi positif.

Sesuai namanya, Quiz Matematika merupakan aplikasi serupa Good Math namun lebih sederhana. Aplikasi ini sudah diunduh hingga seribu kali sejak diluncurkan awal 2017. Sementara Puzzle Kartini merupakan aplikasi game puzzle berwajah Kartini yang sengaja dibuat untuk memperingati hari lahirnya pada 21 April.

Menyukai matematika dan coding

Sebelum membuat aplikasi, Hafizh sudah lebih dulu dikenalkan dengan matematika dan bahasa pemrograman oleh sang ayah sejak dini. Messi tak mengenyam pendidikan bahasa pemrograman secara formal, tangan dingin Abdul sebagai seorang coder turut membantu anaknya memahami matematika dan bahasa pemrograman.

Abdul tak mengelak jika Hafizh masih membutuhkan bantuannya sebagai mentor. Ia juga turut andil di luar substansi aplikasi termasuk membuat desain aplikasi mulai dari gambar, font, hingga memasang musik latar pada aplikasi.

Sang ayah juga yang menjadi sosok pertama mengenalkan matematika dan programming dasar pada Hafizh. Abdul mengaku sengaja memilih matematika sebagai ilmu pertama yang diajarkan pada anak-anaknya sejak dini.

Meski mengaku tak pernah memaksakan anaknya menyukai matematika atau coding, Abdul beranggapan matematika merupakan pengetahuan yang sangat penting  diajarkan kepada anak-anak sejak dini dibanding lainnya.

Berkat sang ayah pula, Hafizh yang duduk di kelas 4 SD sudah menguasai materi untuk anak yang duduk di kelas 3 SMP.

Mengadopsi kurikulum China

Ketika Hafizh mulai tertarik ke bahasa pemrograman dasar, Abdul pun berusaha ikut mempelajarinya. Bukan karena ingin jadi programmer juga, namun karena ia berkewajiban mementori langsung sang anak. 

Beragam materi coding dan bahasa pemrograman ia cari di internet. Suatu waktu Abdul memperoleh salinan silabus bahasa pemrograman untuk anak-anak di China.

Setelah mempelajarinya, Abdul memutuskan memakai kurikulum asal China itu dengan sejumlah penyesuaian. "Ketika saya lihat kurikulum ini bagus sekali, lebih bagus ketimbang yang di Amerika. Sebab tujuan akhir untuk sang anak yang belajar coding di sini terarah sekali," tuturnya.

Kendati begitu, Hafizh yang mengaku percaya diri utak-atik piranti keras dan software komputer tak lagi sepadan dengan kemampuan coding Hafizh. Dengan perannya sebagai pemberi materi belajar, Abdul mencari guru lain yang bisa mengajari Hafizh lebih baik.

Berguru ke Programmer Kenamaan

Lewat beberapa kenalan dan perlombaan yang diikuti, Abdul membawa Hafizh ke kampus Binus dan akhirnya menemui Felix Jingga, salah satu programmer ternama di Indonesia. Hafizh pun kini belajar di bawah bimbingan Felix secara berkala.

Dengan kemampuan codingnya, Hafizh sebenarnya punya cita-cita sederhana yakni berbagi kepada anak-anak seusianya agar tak bosan belajar matematika.

Namun keinginan Hafizh harus menghadapi serangkaian tantangan untuk mewujudkan cita-citanya itu. Sebab dari awal anak-anak seusia Hafizh yang senang dengan matematika memang terlampau sedikit.

Ia mencontohkan aplikasi Good Math buatannya jauh lebih banyak diunduh oleh orang-orang luar negeri seperti China, Rusia, hingga Jerman. "Mereka bilang suka dengan aplikasinya. Katanya membantu untuk belajar," ungkap Hafizh.

 

Padahal orang-orang di lingkungan Hafizh pun tahu dirinya membuat aplikasi untuk membantu belajar anak. Namun sedikit sekali yang menggunakannya.

Kan kita bisa lihat lewat dashboard. Dan ironisnya, di sini justru tidak ada yang pakai," kata Abdul merujuk area tempat tinggalnya di Bojong Gede, Bogor.

Mengetahui hal itu tak begitu membebani Hafizh. Sebab ia senang masih ada yang memakai Good Math sebagai sarana belajar. Dalam kurun sebulan, Good Math pun sudah diunduh 500 kali, jauh lebih banyak ketimbang Quiz Matematika dalam kurun yang sama.

Selain mempromosikan Good Math secara organik agar makin banyak dikenal banyak orang, Hafizh kini sedang sibuk menggarap aplikasi lain yang masih berkaitan dengan matematika. Hanya saja yang berikutnya akan membahas ruang dan bangun.

"Nanti ditunggu saja," ucap Hafizh soal kemungkinan rilis aplikasi baru itu.

 

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20171016114331-185-248663/mengenal-bocah-10-tahun-pencipta-aplikasi-belajar-matematika/1